Hubungan Keberbakatan dengan Kreativitas

Standard

Hubungan Keberbakatan dengan Kreativitas

  1. Pengertian Keberbakatan

Menurut Tedjasaputra, MS (2003), bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuaan dan keterampilan khusus.

Menurut Widodo Judarwanto 2007, keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya.

Menurut Galton 2002, kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja. Menurut Renzulli 2002, keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum dan/atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi.  Menurut Clark (1986), keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup. Dilihat dari sudut pandang berdimensi ganda, keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu. Dalam konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior, yang secara potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok populasinya dan atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial dan perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu ditampilkan secara konsisten. Anak berbakat didefinisikan oleh USOE (United States Office of Education) sebagai anak-anak yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik, dan mereka yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan kemampuan-kemampuannya.

Sutratianah lebih lanjut mengungkapkan karakteristik anak berbakat antara lain:

  • Memiliki tingkat inisiatif,
  • imajinasi dan
  • kreatifitas yang juga demikian tinggi. Namun sebaliknya dibalik kelebihan itu seringkali disertai penyimpangan beberapa perilaku seperti gangguan sosialisasi, emosi tinggi dan labil, agresifitas tinggi, gangguan konsentrasi, impulsifitas tinggi, gangguan tidur, hiperaktif dan beberapa gangguan perilaku lainnya. Rasa tidak puas yng beralasan, yang bagi anak-anak lain puas/menerima begitu saja akan hal-hal ilmiah.
  • Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu yang lama.
  • Kemampuan melihat adanya hubungan di antara bermacam-macam unsur dalam satu situasi tertentu.
  • Kemampuan yang tinggi di bidang matematika, membaca, mengungkapkan ide-ide scienci, menggenerelisasikan hal-ihwal, berpikir kuantitatif.

Renzulli menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang pada hakikatnya adalah tiga kelompok ciri-ciri sebagai berikut:

  • Kemampuan di atas rata-rata
  • Kreativitas tinggi
  • Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment)

Keberbakatan disebut juga dengan , Anak Genius, Anak Supernormal, Anak Cemerlang, Anak Berkemampuan Unggul, Anak Berbakat, Anak berkemampuan istimewa, Anak berbakat istimewa. keberbakatan merupakan suatu kualitas yang dibawa sejak lahir (dengan kata lain keberbakatan itu bersifat alamiah), dan kedua, bahwa lingkungan keberbakatan adalah arena di mana anak berbakat memainkan peran di dalamnya). Karena itulah dapat dikatakan bahwa tingkat prestasi dan kreativitas yang tinggi dihasilkan dari interaksi yang terus menerus dan fungsional antara kemampuan dan karakteristik yang dibawa seseorang dari lahir dan yang diperoleh selama dalam kehidupannya.

Sering kita jumpai banyak pernyataan, seperti: “Dia adalah seorang seniman sejak lahir, dia adalah seorang ilmuwan yang dibesarkan oleh lingkungan pendidikan yang kondusif, dia adalah olahragawan terkenal yang dibesarkan dari lingkungannya, sebagainya. Yang jelas bahwa keberhasilan pada dasarnya tidak pernah datang kepada kita dengan mudah; Kita harus belajar dengan keras dan sungguh-sungguh. Semuanya menggambarkan bahwa keberbakatan itu pada hakekatnya memiliki beberapa faktor bawaan plus motivasi dan stamina untuk belajar kehidupan. Menyadari akan kebutuhan untuk memahami keberbakatan dengan benar, kiranya perlu sekali mengenal profil anak berbakat, terutama anak berbakat akademik, serta upaya mengidentifikasinya. Secara konseptual pengertian anak berbakat juga berkembang dari tahun ke tahun.

Pertama, anak berbakat adalah anak yang ditunjukkan dengan kemampuan tingkat kecerdasaan atau kemampuan umum (g factor) di atas rata-rata. Konsep ini diperkuat dengan teori faktor, bahwa kemampuan individu dapat dikatagorikan menjadi dua, yaitu kemampuan khusus (s factor) dan kemampuan umum (g factor). Berdasarkan konsep ini Komisi Pendidikan AS, Sidney P. Marland (1972) menetapkan definisi anak berbakat sebagai “Gifted and talented children are those identified by professionally qualified persons who by virtue of outstanding abilities are capable of high performance. These are children who require differentiated educational programs and/or services beyond those normally provided by the regular school program in order to realize their contribution to self and society”

Artinya kurang lebih: “Anak berbakat adalah anak yang diidentifikasi oleh orang-orang yang berkualifikasi profesional sebagai anak yang memiliki kemampuan luar biasa. Mereka menghendaki program pendidikan yang sesuai atau layanan melebihi sebagaimana diberikan secara normal oleh program sekolah regular, sehingga dapat merealisasikan kontribusi secara bermakna bagi diri dan masyarakatnya. Kemampuan anak dengan kinerja tinggi yang dapat merupakan prestasi dan atau kemampuan potensial dalam beberapa bidang, baik yang sifatnya kemampuan tunggal maupun kemampuan jamak, atau kombinasi di antara bidang-bidang itu di antaranya: kemampuan intelektual umum, bakat akademik spesifik, kemampuan produktif atau kreatif, kemampuan kepemimpinan, kemampuan bidang seni visual dan pertunjukan, dan kemampuan motorik. Dengan menggunakan definisi keberbakatan yang lebih luas, suatu sistem sekolah diharapkan mampu mengidentifikasi 10% s.d. 15% atau lebih dari populasi dapat disebut anak berbakat. Untuk memahami definisi tersebut di atas secara lebih mendalam, maka dipandang perlu melakukan deskripsi masing-masing bidang keberbakatan.

  1. Kemampuan intelektual umum, bahwa orang umum seperti juga pendidikselalu mendefinisikan ini berkenaan dengan skor tes inteligensi yang tinggi – yang biasanya di atas 2 standar deviasi. Orangtua dan guru sering mengenal siswa yang memiliki kemampuan intelektual umum di atas rata-rata yang diindikasikan dengan tingkat perbendahaan kata yang tinggi, ingatan, dan penguasaan kata-kata abstrak, dan pemikiran abstrak. Bakat akademik khusus, bahwa siswa dengan bakat akademik khusus diidentifikasi dengan penampilan yang unggul pada tes prestasi atau tes bakat dalam satu atau lebih dari satu bidang, seperti: prestasi matematika, sains. Pengelola pencarian bakat sering kali disponsori oleh sejumlah universitas dan institut dengan mengidentifikasi siswa yang berbakat akademik yang skornya 97 % atau lebih tinggi berdasarkan hasil tes prestasi terstandar dan tes bakat skolastik.
  2. Kemampuan berpikir kreatif dan produktif, bahwa bakat ini merupakan kemampuan menghasilkan ide-ide baru dengan menyatukan elemen-elemen yang ada dan bakat untuk mengembangkan makna-makna baru yang berarti bagi masyarakat. Karakteristik suswa kreatif dan produktif mencakup keterbukaan terhadap pengalaman, menetapkan standar personal untuk evaluasi, kemampuan memainkan ide-ide, keinginan untuk menghadapi resiko, kesukaan terhadap kompleksitas, toleran terhadap ambiguitas, image diri yang positif, dan kemampuan menyatu dengan tugas. Siswa kreatif dan produktif diiedntifikasi melalu penggunaan tes seperti Torrance Test of Creative Thinking atau melalui penampilan kreatif.
  3. Kemampuan kepemimpinan, bahwa kepemimpinan dapat diidentifikasi sebagai kemampuan untuk mengarahkan individu atau kelompok untuk sampai kepada keputusan atau tindakan bersama. Siswa yang menampilkan kemampuan keberbakatan bidang kepemimpinan menggunakan keterampilan kelompok dan bernegosiasi dalam situasi yang sulit. Beberapa guru mengenal kepemimpinan melalui minat yang sungguh-sungguh dan keterampilan dalam pemecahan masalah. Karakteristik kepemimpinan mencakup kepercayaan diri, tanggung jawab, kerjasama, kecenderungan untuk mendominasi, dan kemampuan beradaptasi dengan mudahnya terhadap situasi yang baru. Siswasiswa ini dapat diidentifikasi melalui instrumen seperti the Fundamental Interpersonal Realtions Orientation Behavior.
  4. Seni visual dan pertunjukan, bahwa siswa berbakat bahwa siswa berbakat bidang seni menunjukkan keberbakatan khususnya bidang seni visual, musik, tari, drama atau bidangbidang terkait lainnya. Siswa-siswa ini dapat diidentifikasi dengan menggunakan deskripsi tugas seperti skala produk kreatif (the Creative Product Scale), yang dikembangkan untuk Sekolah Negeri Detroit oleh Patrik Byrons dan Beverley Ness Parke, Wayne State University.
  5. Kemampuan psikomotorik, bahwa kemampuan ini mencakup kemampuan motorik kinestetik, seperti keterampilan praktik, spasial, mekanikal, dan fisikal. Kemampuan ini jarang digunakan sebagai suatu kriteria dalam program bagi anak berbakat.

Selain daripada pandangan tersebut di atas, ada pandangan-pandangan lain tentang keberbakatan. Pertama, Robert Sternberg dan Robert Wagner (1982) menyarankan bahwa keberbakatan adalah suatu jenis mental selfmanagement. Manajemen mental kehidupan seseorang dalam suatu cara yang konstruktif dan bertjuan memiliki tiga elemen dasar: mengadaptasikan dengan lingkungan, menyeleksi lingkungan baru, dan membentuk lingkungan. Sternberg dan Wagner menegaskan bahwa dasar psikologis yang sangat penting dari keberbakatan intelektual yang tersisa dalam kecakapan intuitif mencakup tiga proses utama, yaitu:

  1. memisahkan informasi yang relevan dan tak relevan,
  2. mengkombinasikan informasi yang terpisah ke dalam keseluruhan yang utuh,
  3. mengaitkan insformasi yang diperoleh pada saat ini dengan informasiyang diperoleh pada masa lalu.

Kedua, Howard Gardner (1983) juga menyarankan suatu konsep multipleintelligences, bahwa ada beberapa cara untuk memandang dunia, yaitu :

  1. kecerdasan linguistik,
  2. logikal/matematik,
  3. spasial,
  4. musikal,
  5. kinestetik,
  6. interpersonal, dan
  7. Belakangan ini dilengkapi dengan kecerdasan naturalistik.

Ketiga, Joseph Renzulli (1986) menyatakan bahwa perilaku keberbakatan merefleksikan suatui interaksi antara tiga kluster dasar dari sifat-sifat manusia, yaitu kemampuan di atas rata, tingkat komitmen akan tugas yang tinggi, dan tingkat kreativitas yang tinggi. Menurut Renzulli, anak-anak berbakat adalah anak yang memiliki atau mampu mengembangkan kesatuan dari sifat-sifat itu dan menerapkannya untuk bidang-bidang apa yang bermakna dari kinerja manusia. Selain daripada itu juga dikatakan bahwa mereka adalah anak yang mampu mengembangkan suatu interaksi di antara tiga kluster, jika diberikan berbagai kesempatan dan layanan pendidikan yang tidak biasanya diberikan melalui program intsruksional pada umumnya. Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas, maka ABA merupakan salah satu unsur keberbakatan yang sangat penting, di antara jenis keberbakatan lainnya. Artinya bahwa ABA merupakan salah satu katagori dari definisi Marland Report, dan juga salah satu sub katagori dari kemampuan di atas rata-rata, terutama kemampuan khusus, dari definisi Renzulli. Memang pada awalnya konsep keberbakatan yang diperkenalkan Renzulli, bahwa kemampuan yang dimaksudkan sebagai salah satu klusternya itu hanya menunjukkan kemampuan umum. Namun pada perkembangan lebih lanjut Renzulli (Sterndberg dan Davidson, 1986) menegaskan bahwa kemampuan di atas rata dipahami sebagai kemampuan umum dan khusus. Kemampuan khusus terdiri dari kemampuan memperoleh pengetahuan, keterampilan atau kemampuan untuk menampilkan satu keahlian atau lebih, misalnya kemampuan khusus bidang akademik, seni (musik, lukis, pahat), kepemimpinan, dan lain sebagainya.

Selanjutnya ditegaskan oleh Kitano dan Kirby (1985) bahwa ABA adalah individu yang memiliki kemampuan potensial dan aktual di bidang akademik tertentu seperti: sains, matematika, ilmu pengetahuan sosial, dan humaniora. Keunggulan bidang akademik yang ditunjukkan dapat juga hanya satu bidang atau dua bidang, bahkan dapat juga semua bidang. Roe (Kitano dan Kirby, 1985) menegaskan bahwa individu di sekolah yang mampu menunjukkan prestasi akademik unggul, ternyata tidak selamanya dia memiliki kecerdasan tinggi, padahal mereka yang memiliki bakat akademik pada umumnya berkecerdasan tinggi. Selain daripada itu individu yang sukses dalam karirnya lebih disebabkan oleh fungsi kerja keras daripada kecemerlangan potensi yang dimilikinya.

Selain daripada itu disadari bahwa ABA tidak selamanya mampu menunjukkan prestasi akademik yang unggul, karena boleh jadi disebabkan oleh beberapa faktor. Di antara mereka, ada yang tidak mampu menampilkan potensi akademiknya secara optimal. Mereka itulah yang disebut sebagai anak berprestasi kurang (underachieving children). Kelompok inilah yang cenderung sebagai populasi yang lebih banyak terjadi di Indonesia, karena model pendidikan yang diselenggarakannya cenderung lebih bersifat klasikal, dan belum memberikan perhatian dan layanan berdasarkan potensi dan kebutuhan peserta didik. Untuk menyelamatkan potensi ABA yang lebih banyak menjadi tumpuan masa dapan bangsa, maka diperlukan layanan pendidikan dan bimbingan yang relevan.

Karakteristik anak Berbakat Akademik. Bila dikaitkan dengan definisi Renzulli, maka karakteristik Anak Berbakat, diantaranya sebagai berikut:

  • Menunjukkan kemampuan di atas rata-rata, terutama di bidang:
  1. Kemampuan Umum
  • Tingkat berpikir abstrak yang tinggi, penalaran verbal dan numerikal, hubungan spasial, ingatan, kelancaran kata.
  • Adaptasi terhadap dan pembentukan situasi baru dalam lingkungan eksternal.
  • Automatisasi pemrosesan informasi.
  1. Kemampuan Khusus:
  • Aplikasi berbagai kombinasi kemampuan umum di atas terhadap bidang-bidang yang lebih spesifik (Mis. Matematika, Sain, Seni, kepemimpinan)
  • Kemampuan memperoleh dan membuat penggunaan yang tepat sejumlah pengetahuan formal, teknik, dan strategi di dalam menyelesaikan masalah-masalah tertentu.
  • Kemampuan untuk memilih informasi yang relevan dan takmrelevan dengan problem atau bidang studi tertentu
  • Menunjukkan Komitmen yang terhadap tugas, yang diindikasikan dengan:
  1. Kemampuan yang tinggi terhadap minat, antusiasme, dan keterlibatan dengan suatu problem atau bidang tertentu.
  2. Ketekunan, daya tahan, ketetapan hati, kerja keras, dan pengabdian.
  3. Kepercayaan diri, adanya keyakinan mampu melaksanakan pekerjaan yang penting, bebas dari perasaan inferior, keinginan yang kuat untuk berprestasi.
  4. Kemampuan mengidentifikasi masalah-masalah di bidang-bidang tertentu.
  5. Menetapkan standar yang tinggi terhadap pekerjaan; memelihara keterbukaan diri dan kritik eksternal; mengembangkan rasa estetis, kualitas dan keunggulan tentang pekerjaannya sendiri dan pekerjaan orang lain.
  • Menunjukkan kreativitas yang tinggi, yang diindikasikan dengan:
  1. Kelancaran, keluwesan, dan keaslian dalam berpikir.
  2. Keterbukaan terhadap pengalaman; Reseptif terhadap apa yang baru dan berbeda dalam pikiran, tindakan, dan produk dirinya sendiri dan orang lain.
  3. Ingin tahu, spekulatif, dan berpetualangan, keinginan untuk menghadapi resiko baik dalam pikiran maupun tindakan.
  4. Sensitif terhadap karakteristik ide dan sesuatu yang rinci dan estetik; keinginan untuk bertindak dan bereaksi terhadap stimulasi elsternal, ide-ide dan perasaannya sendiri.
  5. Sikap berani mengambil langkah atau keputusan menurut orang awam berisiko tinggi. Selain daripada itu perlu dipahami bahwa di balik karakteristik AB, ada perilaku positif dan negatif yang muncul, sebagaimana yang dinyatakan oleh Little (2003)

Berdasarkan karakteristik ABA, perilaku positif, dan negatifnya, maka selanjutnya dapat dikemukakan bahwa memiliki kebutuhan sebagai berikut:

KARAKTERISTIK PERILAKU POSITIF PERILAKU NEGATIF
Belajar dengan cepat dan

Mudah

Mengingat dan menguasai

fakta-fakta dasar secara

cepat

Mudah bosan, suka

mengganggu anak lain

Membaca secara intensif Membaca banyak buku dan

menggunakan

perpustakaan sendiri

Menolak tanggung jawab

orang lain

Perbendaharaan kata

sangat maju

Mengkomunikasikan ideidenya

baik sekali

Menimbulkan kemarahan
Tetap menjaga banyak

informasi

Siap mengingat dan

Merespon

Memonopoli diskusi
Rentang perhatiannya

sangat lama

Komitmen tinggi terhadap

tugas atau proyek

Bertahan dengan kegiatan

rutin kelas, tidak suka

diganggau

Memiliki keingintahuan

yang tinggi, punya banyak

minat

Suka bertanya, dan puas

dengan ide-ideanya

Terus gampang marah
Bekerja mandiri Menciptakan dan

menemukan di luar tugas

yang diberikan

Menolak kerja dengan

orang lain

Cermat dan jeli dalam

mengamati sesuatu

Mengenal masalah Mengoreksi orang dewasa

secara kurang sopan

Memiliki rasa humor Mampu mentertawakan

dirinya sendiri

Membuat joke yang kejam

atau trick terhadap orang

lain

Memahami dan mengenal

hubungan

Mampu memecahkan

problem-problem sosial

Melakukan intervensi orang

lain

Prestasi akademik tinggi Mengerjakan tugas sekolah

dengan baik

Sombonga, tidak sabar

terhadap lain.

Lancar dlm ekspresi verbal Kuat di bidang verbal dan

angka-angka; mengarahkan

teman sebaya dengan caracara

positif

Mengarahkan teman sebaya

dengan cara-cara negatif

Individualistik Memiliki teman sedikit;

memiliki rasa keunikan

sendiri

Bertahan terhadap apa

yang diyakini

Memiliki dorongan diri yang

Kuat

Menghendaki arah dan

bantuan guru yang minimal

Agresif dan menantang

orang lain.

  1. keberbakatan intelektual cenderung membutuhkan, di antaranya:
  • Memperoleh informasi baru dan menantang ;
  • Mengejar pemenuhan minat yang bersifat spesifik ;
  • Memiliki kesempatan untuk mengkomunikasikan pengetahuannya ;
  • Mendapatkan perlakuan dengan kecepatan yang sesuai ;
  • Membutuhkan kegiatan yang menuntut kemampuan berpikir induktif dan pemecahan masalah ;
  • Menerapkan pengetahuan untuk masalah-masalah yang realistik
  • Belajar menghargai perbedaan individu;
  • Menetapkan tujuan yang realistic untuk dirinya sendiri dan orang lain; dan
  • Berkenaan dengan isu-isu moral dan etik.
  1. Keberbakatan akademik cenderung menghendaki kesempatan untuk:
  • Memperoleh kompetensi dasar, perbendaraan kata teknis, dan pengetahuan lanjut dalam bidang akademik yang menjadi keunggulannya;
  • Berinterkasi dengan pemimpin di bidangnya;
  • Menerapkan pengetahuannya untuk pemecahan masalah-masalah mutakhir;
  • Mengkomunikasikan pengetahuannya; dan
  • Mengembangkan kemampuannya dalam bidang akademik dan sosial lainnya.
  • Berkeinginan menemukan hal baru atau ilmu baru yang tidakn pernah ditambah untuk ukuran orang pada umumnya.
  1. Pengertian Kreatifitas

Menurut pandangan populer, kreativitas adalah :

  • tindakan untuk menghasilkan sesuatu;
  • kreasi sesuatu yang baru dan orisinil secara kebetulan;
  • segala sesuatu yang diciptakan yang baru dan berbeda dari yang telah ada dan karenanya unik;
  • proses mental yang unik, yakni suatu proses yang semata-mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinil;
  • sepercik kejeniusan yang dibawa(diwariskan) pada seseorang dan tidak ada kaitannya dengan belajar;
  • kegiatan otak yang teratur, komprehensif, imajinatif, menuju suatu hasil yang orisinil.
  • Dengan demikian, maka jelas bahwa konsep populer tentang kreativitas, menekankan pada hasil, dan orang

  • Pengertian kreativitas secara psikologis 
  • Banyak pengertian kreativitas secara psikologis yang telah diformulasikan oleh para ahli, salah satu diantaranya yang terbaik dan dapat diterima adalah pengertian yang diformulasikan oleh DREPDAL. Ia mengartikan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseoarang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apasaja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatnya.
  • Menurut pengertian psikologis, kreativitas tidak hanya berwujud hasil yang kongkrit, tetapi :
  • Kreativitas dapat berupa kegiatan imajinatifnya atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman.
  • Kreativitas mungkin mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman, sebelumnya dan pencangkokkan hubungan lama ke situasi baru dan memungkinkan mencakup pembentukan hubungan yang baru. Kreativitas mungkin dapat berbentuk produk seni , sastra ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis.

  • Unsur – Unsur Kreativitas
  • Kreativitas merupakan proses bukan hasil .
  • Proses yang merupakan wujud dari kreativitas tersebut, mempunyai tujuan, mendatangkan keuntungan bagi orang yang bersangkutan atau kelompok sosialnya.
  • Kreativitas mengarah ke penciptaan sesuatu yang baru, berbeda dan karenanya unik bagi orang bersangkutan, baik itu berbentuk lisan atau tulisan, maupun kongkret atau abstrak.
  • Kreativitas timbul dari pemikiran divergen(berbeda) sedangkan pemecahan masalah sehari-hari timbul dari pemikiran konvergen(menyatu).
  • Kreativitas merupakan suatu cara berpikir, tidak sinonim dengan kecerdasan yang mencakup kemampuan mental selain berpikir.
  • Kemampuan untuk menciptakan bergantung pada perolehan pengetahuan yang diterima.
  • Kreativitas merupakan bentuk imaginasi yang dikendalikan yang menjurus kearah beberapa bentuk prestasi, misalnya melukis, membangun dengan balok atau melamun.

  • Ciri – Ciri Pribadi Yang Kreatif

Pribadi / Individu / orang / anak yang kreatif umumnya mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

  • Imajinatif;
  • Mempunyai prakarsa;
  • Mempunyai minat yang luas;
  • Mandiri dalam berpikir;
  • Melit;
  • Senang berpetualangan;
  • Penuh energi;
  • Siap menghadapi resiko;
  • Percaya diri;
  • Siap menghadapi resiko;
  • Berani dalam pendirian dan keyakinan;

  • Faktor yang mendukung Kreativitas

Secara garis besar, ada dua faktor yang mendukung perkembangan kreativitas, yaitu : sikap dan kondisi tertentu. Sikap – sikap yang dapat mendukung perkembangan kreativitas adalah sikap positif, yaitu :

  • Tidak terlalu mengatur kegiatan anak dalam bermain-main dengan gagasan dan konsep – konsep;
  • Tidak menekan anak;
  • Tidak mengejek dan mengkritik prestasi anak tetapi justru mendorong untuk lebih kreatif.
  • Menyediakan sarana untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi yang merupakan unsur penting dari semua kreativitas;
  • Memberi bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana yang mendorong kreativitas, sedini mungkin dan dilanjutkan hingga masa sekolah;
  • Tidak terlalu melindungi anak;
  • Demokratis dalam mendidik anak;
  • Tidak konservatif;
  • Memberi kesempatan pada anak untuk memperoleh pengetahuan. Karena semakin banyak pengetahuan anak, semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.
  1. Hubungan Pengertian Keberbakatan Dengan Kreativitas

Konsep kreativitas keberbakatan merupakan integrasi antara konsep Renzulli tentang keberbakatan dan konsep Clark tentang kreativitas yang bertumpu pada teori psikodinamis dari Jung. Kedua pengertian tersebut mewujudkan konsep kreativitas keberbakatan. Berbagai penelitian telah menunjukkan berbagai kriteria tentang kreativitas maupun keberbakatan ,n amun seperti tadi dikatakan tidak ada satu kriteria tunggal menunjjukkan konsep kreativitas maupun konsep kreativitas secara lengkap. Konsep kreativitas Clark mengacu pada konsep kreativitas dinamis. Secara jelas Clark menunjjukan pada 4 fungsi dasar psikologi Jung yang mencakup fungsi berfikir, fungsi emosi, fungsi psikotalen, dan fungsi intituitif. Fungsi dasar Jung menunjjukkan pada kehidupan tak sadar yang jelas memaninkan peran yang penting dalam perkembangan perilaku manusia.

Apabila terjadi optimalisasi , maka terwujudlah kretivitas keberbakatn, bagi renzulli kreativitas inilah yang ,merupakan salah satu dimensi pada perkembangan manusia yang berbakat yaitu: intelegency di atas rata rata, secara konsisten committet pada tugas dan kreativitas itu sendiri (Renzulli 1985). Semiawan (2007) berpendapat bahwa anak dila hirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan yang berbeda beda dan yang terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan. Berbagai kemampuan yang teraktualisasikan beranjak dari berfungsinya otak kita. Berfungsinya otak kita adalah hasil interaksi dari faktor genetis dan adanya stimulasi lingkungan. Manusia sejak lahir diberikan potensi kemampuan otak yang luar biasa jika mendapatkan stimulasi yang tepat akan akan menjadikan anak yang cerdas. Jensen (2008) mengemukakan bahwa otak dewasa manusia tidak lebih dar1,5 kg, namun otak tersebut adalah pusat berpikir, perilaku serta emosi manusia yang mencerminkan seluruh jiwa, kebudayaan, bahasa dan ingatan. Descrates pernah mengutarakan bahwa bahwa otak merupakan pusat kesadran orang ibarat sopirnya, sedanggkan manusia adalah mobilnya. Mobil akan bergerak tergantung pada sopirnya, apakah sopirnya bisa mengendarainya atau tidak dibawa kencang atau lamban dan seterusnya. Kesadaran orang juga bisa ditentukan oleh struktur otak. bakat merupakan kemampuan menghasilkan ide-ide baru dengan menyatukan elemen-elemenyang ada dan bakat untuk mengembangkan makna-makna baru yang berartibagi masyarakat. Karakteristik suswa kreatif dan produktif mencakupketerbukaan terhadap pengalaman, menetapkan standar personal untuk evaluasi, kemampuan memainkan ide-ide, keinginan untuk menghadapi resiko, kesukaan terhadap kompleksitas, toleran terhadap ambiguitas, image diri yang positif, dan kemampuan menyatu dengan tugas. Siswa kreatif dan produktif diiedntifikasi melalu penggunaan tes seperti Torrance Test of Creative Thinking atau melalui penampilan kreatif.

Dalam berbagai literatur ilmu keberbakatan ilmiah, jarang ditemukan adanya pembahasan tentang intelegensi majemuk yang diajukan oleh Howard Gardner. Pembahasan intelegensia milik howard gardner sering menggiring kita kedalam pengertian bahwa anak mempunyai bakat yang sama serta mempunyai kemungkinan yang sama dalam pengembangan intelegensi majemuk.

Bertentangan dengan pendapat Gaerdner, Monks guru besar psikologi ahli anak berbakat menjelaskan bahwa keberbakatan adalah suatu potensi bawaan yang memerlukan pembinaan guna mencapai prestasi sesuai dengan potensinya, dapat merupakan kombinasi dari beberapa bidang dibawah ini. Setiap anak berbakat akan mempunyai beberapa atau kombinasi dari bidang keterampilan tersebut :

  • Bidang kognitif atau prestasi intelektual
  • Bidang kreativitas
  • Bidang artistik
  • Bidang sosial

Faktor kreativitas itu sendiri , selalu disebut sebagai faktor yang penting dalam pengembangan potensi keberbakatan. Namun, Renzulli sendiri menjelaskan bahwa kreativitas atau produksi kreatif juga secara definif tidak tergantung pada psikometrik (tes IQ). Tetapi kreativitas adalah suatu kemampuan berpikir yang orisinal, yang sangat fleksibel penuh dengan temuan baru dalam melakukan pemecahan masalah. Begitu pula dengan kemandirian dan keingintahuan dalam rangka melihat dan memecahkan berbagai masalah, kesemuanya akan berkaitan dengan kreativitas.

Karena itu kreativitas adalah suatu kemampuan yang sangat unik, suatu kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah secara serentak/ simultan atau divergen, bertentangan dengan kemampuan berpikir konvensional, yaitu secara sekuensial atau konvergen. Dengan kata lain, kreativitas adalah suatu kemampuan untuk mengesampingkan kemampuan dan prosedur. Sehingga sering terjadi anak berbakat ini saat dilakukan pengukuran atau tes intelegensia justru mendapatkan skor yang tidak terduga, yang bisa saja ia justru bmendapatkan nilai jelek.

DAFTAR PUSTAKA

Semiawan,conny. 2010. Kreativitas Keberbakatan. Jakarta : PT INDEKS.

Tri hardjanigrum,agnes dkk. 2007. Peranan Orang Tua Dan Praktisi Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori Dan Tren Pendidikan. Jakarta. PRENADA MEDIA GROUP

file:///D:/tugas%20perkuliahan/semester%205/kreativitas/roza/kanjeng%20Doso%20%20kreativitas%20anak%20usia%20dini.htm

Leave a comment